Disclaimer: Post ini ditulis pada tanggal 23 Agustus 2020 berdasarkan pendakian yang dilakukan tanggal 19-20 Agustus 2020.
Konon, yang namanya jiwa pendaki itu bersifat utama romantis. Coba bayangin diri lo di depan tenda dengan tanah terbuka jam 4 sore. Lagi duduk melihat pendaki lain naik, nafas tersengal-sengal, ada juga yang lagi bikin tenda, sementara kita udah pasang tenda, ganti baju, mencoba menghabiskan hari sebelum sunrise summit attack besoknya. Ditemani lagu nasional Akad dari Payung Teduh, secangkir kopi hangat dan bayangan mantanhari di penghujung langit, image seorang anak senja patut dijunjung tinggi.

Oke, berhubung tulisan ini dibuat ketika kita masih dalam pandemi Covid-19, pendakian Gunung Sindoro via Basecamp Kledung yang gw lakukan ini sudah mengikuti standar dan peraturan kesehatan yang dibuat oleh pihak Taman Gunung Nasional. Untuk syarat terbaru mendaki Gunung Sindoro, boleh di kroscek ke pihak Grasindo melalui Instagram berikut:

Untuk teman-teman yang belum familiar, posisi Gunung Sindoro ini bersebrangan dengan Gunung Sumbing. Jadi selama pendakian, kita akan disuguhkan pemandangan istimewa Gunung Sumbing.

Pendakian Gunung Sindoro kali ini adalah pendakian kedua setelah pendakian pertama di tahun 2018. Perubahan yang sangat jelas harus diikuti adalah prosedur registrasi yang lumayan ketat.
Pendakian kali ini dilakukan bersama team Mie Rebus, teman-teman dari SMA (Cetu, Sam, dan Marpred). Kalo teman-teman baca post yang lain, pasti nemu foto mereka juga di beberapa gunung lainnya =))

Untuk teman-teman yang ke Gunung Sindoro Basecamp Kledung menggunakan mobil pribadi, bisa parkir di lapangan bola sebrang Basecamp. Umumnya lapangan ini digunakan oleh masyarakat sekitar untuk menjemur tembakau. Tapi bisa juga digunakan sebagai tempat parkir mobil.

Berikut adalah skema registrasi pendakian Gunung Sindoro via Basecamp Kledung.






Selain itu, jangan lupa untuk mempersiapkan KTP 2 lembar. Mereka ada jasa fotokopi sih di basecamp, tapi biar ringkes aja sebaiknya dibawa semua perlengkapan dari bawah.
Sesudah selesai semua proses registrasi untuk SIMAKSI, kita akan mendapatkan trashbag dan kertas yang berisi informasi pendakian. Untuk surat keterangan sehat semua team bakal dititipkan. Begitu juga dengan KTP dari kapten team pendakian. Semua dokumen bisa diambil begitu kita setor trashbag yang berisi sampah seusai pendakian.
Rute Pendakian Gunung Sindoro via Kledung
Berikut peta pendakian gunung Sindoro. Gambar dan jalur bersifat ilustrasi aja ya, karena ini bikinnya pake perasaan doang =)

Sedangkan untuk breakdown trek dan durasi, bisa mengacu ke tabel berikut:
Trek Pendakian Gunung Sindoro | Durasi |
Basecamp ke Pos 1.5 | 10 menit ojek |
Pos 1.5 ke Pos 2 | 30 menit |
Pos 2 ke Pos 3 | 1 jam 30 menit |
Pos 3 ke Sunrise camp | 15 menit |
Sunrise Camp ke Pos 4 | 1 jam |
Pos 4 ke Puncak Gunung Sindoro | 1 jam |
Basecamp – Pos 1.5 (naik ojek 10 menit)
Dari basecamp, bisa ambil shortcut naik ojek ke Pos 1.5. Pos nya terletak di antara Pos 1 dan Pos 2, ada Pos Ojek. Di Pos ojek ini biasanya banyak ojek yang standby buat para pendaki.
Untuk biaya, harganya dipatok sama Rp25,000, masih sama seperti harga ojek yang gw ambil di tahun 2018. Harga ini jangan di nego lagi ya gaes, karena ini merupakan kesepakatan semua tukang ojek. Jadi mereka juga ada standard. TOP UNTUK STANDARISASI HARGA! Jawa Tengah emang oke ga kayak Jawa ***** ;P
Saran gw untuk menghemat waktu dan tenaga, lebih baik pake ojek aja karena jalur pendakian sampe ke Pos 1.5 ini banyak didominasi kebun teh dan banyak area belum masuk hutan. Ditambah ojek yang ngebut dengan jalanan yang sempit, lumayan berbahaya.
Di tahun 2018, kita pergi tanpa ojek dengan harapan menghemat biaya. Hasilnya kita spend waktu 2 jam dengan banyak minum dan snack. Ya dipikir pikir enak juga sih bayar Rp25,000 terus bisa hemat air dan snack untuk ngaso di atas.
Pos 1.5 ke Pos 2 (30 menit)
Jalur pendakian masih banyak berupa tanah yang landai. Ada yang tinggi tapi belum kurang ajar kayak dari Sunrise Camp ke Puncak Gunung Sindoro. Jarak pendakian ke Pos 2 nggak jauh sama sekali, cukup berjalan 30 menit bakal sampai di Pos 2.

Sesampainya di Pos 2, ada tempat istirahat dalam bentuk rangka ditambah warung yang jualan semangka, air, gorengan, pocari dan sejenisnya yang biasa ditemukan di Gunung.
Pos 2 ke Pos 3 (1 jam 30 menit)
Pos 2 ke Pos 3 Gunung Sindoro jalur Kledung ini merupakan trek terpanjang selama pendakian. Didominasi tanah yang mulai berubah ke bebatuan kering dan kerikil, medan pendakian mulai menantang fisik.
Selang 1 jam 30 menit kemudian, Pos 3 sudah sampai. Di Pos 3 tersedia warung juga dan area untuk berteduh jika hujan. Selain itu, camping ground juga biasanya dilakukan di sini.
Waktu tahun 2018 gw ke Sindoro, orang-orang bilang:
“Bang, ngecamp di sunrise camp aja. Jangan di Pos 3, banyak babi hutan soalnya.”
Tapi kemarin waktu gw sampe di Pos 3, ada yang ngomong:
“Bang, ngecamp di Pos 3 aja, di sunrise camp banyak babi hutan soalnya.”
Merasa lebih percaya diri dan lebih nyaman dengan kondisi Sunrise Camp, kita langsung menuju ke atas.
Pos 3 ke Sunrise Camp Gunung Sindoro (15 menit)
Jalur pendakian ke Sunrise Camp terbilang curam penuh batu. Trek juga mulai tinggi dan kadang sempit.
Di jalur ini juga tersedia tali yang membantu pendaki untuk menanjak karena medan yang lumayan pe-er.
Tapi setelah 15 menit, akhirnya kami sampai di Sunrise camp. Ternyata, para pendaki lebih memilih ngecamp disini dibandingkan Pos 3. Sebagai perbandingan di Pos 3, kita cuman lihat ada 3 tenda. Sedangkan di Sunrise Camp sudah ada belasan hingga puluhan tenda.
Karena kita sampai di sunrise camp jam 11 siang, kami langsung ngaso seharian.



Kayaknya ini pertama kali gw bisa sampe tempat ngecamp sesiang ini. Bener-bener gabut rasanya mau ngapain. Kita sampe mati gaya karena kita udah:
- tidur siang
- baca buku
- mondar mandir ga jelas
- liat liat tenda orang
- masak teh
- bikin snack
Pokoknya kegiatan banyak yang udah dilakuin sampe bingung. Sampe akhirnya kita cuman nontonin orang-orang bikin tenda aja.

Akhirnya malam tiba tapi, kita masak-masak aka manasin makanan yang sudah disiapin dari bawah dan bersiap untuk tidur nyenyak malamnya. Menu malam itu adalah: nasi + rawon + soto daging. Daging mania.


Seusai makan, semua peralatan langsung kita cuci bersih dengan air + tisue kering + hand sanitizer. Berhubung setiap orang disuruh bawa hand sanitizer, perlengkapan pun bersih anti bau. Hal-hal ini kita lakukan untuk mencegah diseruduk babi hutan.
Setelah mencuci piring, bekal sarapan kami cuman siap oatmeal yang sudah dicampur energen tanpa embel embel makanan seperti bawang putih, tepung, ayam, dan lainnya. Pokoknya bawaan kita ringkes lah di pendakian kemarin. Optimis, babi hutan gak akan suka dengan oatmeal, kita keep oatmeal di dalam tenda sedangkan sampah kita gantung di atas pohon.
Daaaaan kita pun tidur jam 9 malam dengan rencana melakukan summit attack jam 4 subuh.
Sunrise Camp ke Pos 4 (1 jam)
Srek srek srek srek srek. Suara langkah kaki mulai ngebangunin tidur gw yang tidak selelap di rumah. Pengaruh tanah yang miring ke kanan membuat posisi tidur mulai amburadul.
Gw mulai buka mata dan ternyata temen-temen lain udah mulai masak air. Mereka lagi siap-siap bikin oatmeal, sementara gw masih siap merem lagi, walaupun akhirnya gw tau harus bangun juga.
Bangun, makan oatmeal, makan roti krim keju 1 potong, siap berangkat ke puncak. Kita keluar, udara ga dingin banget dan angin masih dalam taraf manusiawi. Pemanasan, goyang kiri, goyang kanan, puter puter kaki, posisi jongkok berkali kali dan yang paling penting – buang air kecil.
Summit attack pun kita mulai jam 4 lewat sedikit. Ga banyak pendaki yang summit untuk sunrise subuh itu. Medan mulai meninggalkan hutan secara perlahan dengan trek yang makin meninggi.
Berawal dari 2400an MDPL, kita harus mencapai puncak di ketinggian 3100an MDPL.
Mulai mendekati Pos 4, mulai banyak batu-batu besar yang terpajang. Jangan tertipu itu Pos 4 atau bukan ya, karena Pos 4 seharusnya ada plang tulisan “POS 4”. Jadi bentuknya ga sembarang batu.
Pos 4 – Puncak Gunung Sindoro (1 jam)
Berselang dari Pos 4 yang masih bertanah, medan mulai berubah menjadi batu kerikil dan batu-batu besar. Karena jalurnya yang besar, gw saranin kalo ada orang yang pergi dengan tour guide, nebeng di belakangnya saja karena jalur yang diambil kemungkinan lebih enak dan mudah.


Subuh itu, matahari mulai muncul dengan cantik dan manis di penghujung garis cakrawala. Beruntung cuaca cerah, kita bisa melihat lautan awan membelah Gunung Sumbing dengan apik.

50 menit kemudian, puncak Gunung Sindoro sudah terlihat. Tapi karena kondisi masih dalam situasi physical distancing, kita jaga jarak dengan orang lain. Puncak ga segitu rame karena hari itu adalah hari biasa. Sampe akhirnya, PUNCAK GUNUNG SINDORO YAS!








Setelah puas foto-foto, kita langsung turun karena gak mau kepanasan di bawah. Perjalanan turun kurang lebih sama dengan naik. Ya bolehlah kurangin 10-15 menit.

