Disclaimer: Tulisan ini dibuat per bulan Februari 2021, jadi segala hal mengacu ketika situasi sedang pandemi ketika gw sedang tinggal di Lombok.
Pernah lihat gambar dibawah ini?

Di fase gw saat ini, sebagai pemuda Indonesia berumur 26 (kelahiran 94), gw merasa berada di antara young dan adult. Yaah, lebih leaning ke adult walaupun money nya ga sebanyak itu harusnya :))
Dan gw merasa…what a time to be alive! Kenapa??
Karena gw merasa hoki se hoki hokinya bisa kerja remote sambil travelling. Terus dengan kepercayaan pribadi, pandemi ini akan merubah sistem kerja di seluruh dunia – dimana outsourcing akan jadi kunci.
Anyway, karena gw sedang berada di fase travelling sambil kerja, penghematan adalah sesuatu yang WAJIB untuk dilakukan. Berikut adalah cara gw berhemat selama travelling beberapa bulan kebelakang
Penginapan
Jangan pernah ngedeal apapun secara online kalau mau stay minimal satu bulan kedepan!
Salah satu travel trap karena teknologi yang sering gw temuin adalah ‘feeling of security’ karena teknologi. Kita berasa secure bakal punya tempat tinggal. PADAHAL, banyak banget deal yang bisa kejadian lebih murah jika kita minta untuk long-term stay.

Melihat cerita perjalanan gw, kalian ga akan percaya satu bungalow di atas disewakan dengan harga 3 juta rupiah per bulan. Tapi kalau misalnya booking online, kamarnya dihargai 450 ribuan per malam.
Dan deal seperti ini hanya tersedia jika kita langsung datang ke tempat akomodasinya dan tanya berapa harga yang bisa diberikan. Untuk kasus gw, karena gw langsung upfront bayar untuk tiga bulan ke depan, harganya pun menjadi 2.5 juta rupiah per bulan (dengan total bayar 7.5 juta rupiah).
Jadi, jangan kena travel trap! Ya kalau misalkan murah, kan bisa juga nanya, compare, dan beli online di tempat.
Hal lain yang biasa gw lakuin juga adalah bandingin harga, telepon pihak penginapan baru bikin keputusan.
Makanan
Untuk tempat-tempat kayak Bali, bakal susah banget nahan godaan! Karena harga yang ditawarkan sebenarnya dibawah sedikit harga Senopati dengan rasa yang gak kalah (bahkan jauh lebih WOW)! Berikut adalah salah satu restoran favorit gw di Seminyak, Bali – Atlas Kitchen & Coffee.


Justru karena makanannya terlampau enak, harga yang segitu bisa bikin kita ‘menormalisasi’ keadaan.
“Ah ya udah deh, mumpung gw di Bali, spend segini boleh lah”
“Sekali kali gapapalah”
Tapi tanpa dirasa, itu kejadian 3x sehari, setiap hari! Ya gapapa sih kalau ada uangnya, tapi gw ga ga ada HAHAHA. Makannya itu kan judulnya travelling biar seru dan murah!
Untuk strategi gw sendiri, gw alokasiin budget makanan bulanan di angka 3 juta. Jadi untuk makanan, kasarnya sehari bisa dialokasiin 100k. Pada kenyataannya sih, bakal lebih hemat karena hari biasa akan lebih banyak di warung, kemudian di weekend juga akan jadi pelit juga. Jadi biasanya ga habis budget bulanan untuk makanan.
Kesehatan
Salah satu biaya yang sering overlooked ketika travelling. Kesehatan emang jadi salah satu aspek yang sering diacuhkan.
Dari pengalaman pribadi, banyak banget kejadian yang seharusnya bisa diminimalisir karena gw sendiri suka teledor perkara kesehatan. Beberapa aspek yang gw miss adalah: ASURANSI KESEHATAN.
Beberapa hal yang harusnya bisa dihindari selama pengalaman gw travelling adalah:
- Jatoh dari motor sampe kegerus aspal

- Alergi muka karena cat rambut

- Kaki bengkak karena kena karang di laut
- Demam berdarah
Ya kalo ini, ga ada fotonya. Cuman terkapar di kasur doang
Salah satu pelajaran berharga, BPJS Kesehatan ternyata bisa sangat berguna di situasi seperti ini, karena di sini rumah sakit banyak yang bisa pake. Iya iya..gw jg ga gitu punya in-depth knowledge tentang BPJS. Bayangan asli gw sebelum trip ini adalah: ga akan pake BPJS karena pelayananannya terlihat kurang dan antrean yang biasanya membludak di Jakarta. Tapi ternyata sewaktu gw punya beberapa penyakit di atas, BPJS nya ditanyain dan emang bisa dipakai.
Sayangnya, karena status gw yang bukan lagi sebagai pegawai kantoran, BPJS sedang terhenti. Sementara itu, asuransi kesehatan pribadi gw – karena paketnya rata-rata hanya menerima rawat inap, semua penyakit gw ga bisa dipake. So sad 🙁
Tapi selain asuransi kesehatan di atas, perlu juga untuk menjaga kesehatan dengan vitamin di masa kayak gini. Untuk jejeran pervitaminan ini yang gw ambil:
- Vitamin C 1x sehari
- Vitamin D 1x sehari
- Vitamin E 1x sehari
- Lian Hua ga tentu tapi minimum 1x sehari dengan kandungan minimum 2 tablet
Awalnya lumayan banyak sih ngeliat uang yang dispend untuk beli vitamin. Tapi mau gimana yaa..kan kesehatan namanya juga mahal ya.
Kesimpulan
Kurang lebih makanan, kesehatan, dan penginapan adalah hal yang sangat menguras biaya. Ada juga hal lain seperti transportasi, tapi karena gw pengguna setia motor – dimana gw pernah nyebrang Bali – Lombok dan kebalikannya, penggunaan motor lebih favorit dibandingkan Gojek.
Pokoknya segala hal itu sifatnya negotiable untuk travelling long term. Tapi tempatnya yang biasa menerima hal-hal seperti ini adalah yang butik gitu. Untuk hotel chain dan sejenisnya untuk penginapan sepertinya rada sulit walaupun gw belum pernah coba.